Monday, 24 March 2008

JUMLAH SEKOLAH MAKIN BANYAK, JUMLAH MURID MAKIN SEDIKIT

Judul diatas kita-kira sama saja dengan istilah kuenya cuma itu-itu juga, tapi yang membutuhkan semakin banyak, maka setiap orang akan menerima semakin sedikit bagiannya.
"Jaman sekarang tidak sama dengan dulu, jumlah murid sekarang makin sedikit, karena makin banyak sekolah yang bermunculan".
"Bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan guru, jika jumlah murid semakin berkurang, sedangkan kenaikan uang sekolah sangat sulit dilakukan karena daya bayar orang tua semakin berkurang"
"Sekolah sudah menjadi bisnis, biaya sekolah semakin mahal, tidak ada rasa sosial lagi, yang tidak punya uang ya tidak bisa sekolah"

Kalimat di atas hanyalah sebagian dari keluhan yang keluar dari mulut penyelenggaran pendidikan, guru-guru, dan juga para orang tua murid yang merasakan bahwa dunia pendidikan saat ini semakin sulit.
Sulit dalam pengertian : Semakin sulit mendapatkan murid, karena kebijakan pemerintah yang membuka kran perijinan pembukaan sekolah dengan begitu mudah, sehingga semakin banyak investor yang melihat peluang bisnis pendidikan yang menguntungkan; Sulit untuk menaikkan uang sekolah, karena kondisi keuangan orang tua murid yang tidak semuanya berada dalam kondisi mapan dalam keuangan, kalaupun orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang cukup baik, tidak serta merta bersedia untuk mengeluarkan uang lebih untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
Pembukaan sekolah baru tidak hanya oleh pihak swasta, pemerintahpun berlomba membuka kelas yang lebih banyak di satu sekolah dan atau membuka sekolah baru disatu kawasan. Ini juga menjadi penyebab jumlah murid di sekolah-sekolah swasta semakin berkurang, karena sebagian besar pastilah akan memilih sekolah negeri yang BIASAnya mempunyai biaya pendidikan yang relatif lebih murah. (Meskipun tidak selalu benar, karena kenyataanya ada sekolah negeri yang menarik uang sekolah dan pembangunan lebih besar dari sekolah swasta sekelasnya)
Kondisi seperti ini sepertinya tidak dibaca oleh pemerintah, bahwa akibat bertambahnya jumlah sekolah baru, maka jumlah murid di suatu sekolah akan berkurang, yang berakibat pada kebangkrutan pada sekolah tersebut karena tidak tertutupinya biaya pendidikan dari penerimaa uang sekolah. Dan kalau sudah begitu maka sekolah akan ditutup dan penganguran guru akan bertambah.

Lalu apa yang harus dilakukan?
Berteriak kepada pemerintah untuk membatasi jumlah sekolah? Pemerintah punya jawaban yang jitu : "Bahwa setiap masyarakat punya hak untuk ikut serta mencerdasakan kehidupan anak bangsa" jadi pemerintah tidak boleh tidak memberikan ijin untuk pembukaan sekolah.
Yang menyedihkan adalah bahwa pada akhirnya sesama sekolah swasta, khususnya sesama sekolah - sekolah saling menjegal dan saling memakan dalam rangka mempertahankan jumlah murid.
Tolong tolong tolong siapakah yang dapat membantu memecahkan persoalan ini?